Sabtu, 27 Oktober 2012
PERMAINAN MATEMATIKA
Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran matematika baik aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif
Senin, 08 Oktober 2012
Geometri Transformasi
INFORMASI KULIAH
Kuliah Geotrans Mulai aktif setelah penarikan PPL-KKN Terpadu 3 Nopember 2012. Setiap kelompok harus menyelesaikan makalah dan mempresentasikannya sesuai dengan urutan silabus Kelompok 1 Relasi dan Fungsi dst. Mahasiswa semester V yang ikut semester atas akan disesuaikan.
Daftar nama masing-masing kelompok Download
Silabus Geometri Transformasi Download
Rabu, 21 Maret 2012
Pendekatan Konstruktivisme
1.
Tinjauan Pendekatan Konstruktivis
Salah satu prinsip paling penting dari
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak bisa begitu saja memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajarkan cara-cara yang membuat
informasi yang berarti dan relevan kepada siswa, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide sendiri, dan dengan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan
siswa cara yang mengarah pada
pemahaman yang lebih tinggi, namun siswa sendiri harus menggunakan cara
tersebut.
Konstruktivisme lebih mengarah kepada teori belajar. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran matematika, konstruktivisme sering digunakan sebagai
pendekatan. Haylock & Thangata. (2007: 35) Ide sentral
dari konstruktivisme adalah bahwa belajar adalah
sebuah proses aktif
di mana peserta
didik membangun ide-ide baru atau konsep
berdasarkan pengetahuan mereka saat ini dan
sebelumnya. Pengetahuan tidak menunggu untuk diberikan, tetapi dibangun. Konstruktivisme adalah teori tentang
belajar dan karena
itu memiliki relevansi dengan
lingkungan pembelajaran matematika yang
efektif. Salah satu prinsip
utama dari teori
ini adalah bahwa peserta didik membangun pengetahuan mereka
sendiri melalui tindakan dan
berpikir reflektif. Peserta didik membawa pengetahuan yang sudah ada dan keyakinan terhadap
lingkungan belajar dan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang mempengaruhi perkembangan pemahaman konseptual.
Pandangan ini memiliki implikasi besar untuk mengajar, karena menunjukkan peran yang jauh lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran, karena
penekanan pada siswa
sebagai pembelajar aktif. Slavin (2006:
243) mengatakan bahwa strategi
konstruktivis sering disebut pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Haylock & Thangata. (2007: 36) bahwa konstruktivisme
memfokuskan perhatian pada cara peserta didik belajar bukan pada
pengajaran guru.
Meskipun ada perbedaan konseptual dalam pandangan
konstruktivis saat ini, konstruktivis umumnya memuat beberapa hal sebagai
berikut (Noddings. 1990: 10):
a.
Semua pengetahuan adalah dari hasil konstruk (yang dibangun). Pengetahuan matematika dibangun, setidaknya melalui proses
abstraksi reflektif.
b.
Ada struktur
kognitif yang diaktifkan dalam proses konstruksi. Struktur
menghitung untuk mengkonstruksi yaitu mereka menjelaskan hasil dari
aktivitas kognitif seperti cara
sebuah program komputer untuk output dari komputer.
c.
Struktur kognitif dalam pengembangan
terus-menerus.
d.
Pengakuan
konstruktivisme sebagai posisi kognitif mengarah pada penerapan konstruktivisme
metodologis.
Carpenter dan Lehrer (2009: 24), mengadopsi model konstruktivis,
mengidentifikasi lima bentuk kegiatan mental yang
mempromosikan pemahaman matematika. Peran guru
adalah untuk memastikan bahwa peserta
didik terlibat dalam jenis-jenis aktivitas mental:
a.
Membangun hubungan;
b.
Memperluas
dan menerapkan pengetahuan
matematika;
c.
Mencerminkan
tentang pengalaman;
d.
Mengartikulasikan
apa yang diketahui;
e. Membuat
satu pengetahuan matematika
sendiri.
Lesh dalam Cowan (2006: 26) menyoroti
pandangan konstruktivis pembelajaran sebagai:
a.
Kerangka kerja
konseptual yang dibangun;
b.
Pertumbuhan
konseptual bukan hanya incremental, tetapi melibatkan
diskontinuitas dan penyimpangan;
c.
Berbagai model konseptual mungkin
cocok untuk berbagai acara tertentu;
d.
Kerangka kerja
konseptual diperhalus demikian anak berkembang, dari
yang dasar ke abstrak,
dari intuitif ke yang formal,
dan dari eksternal
ke internal.
Confrey (1990: 111-112) menjelaskan bahwa selain kualitas
komitmen yang diperlukan dari konstruk, suatu powerful construction merupakan hal penting yang diperhatikan. powerful construction ditandai dengan
adanya:
a. Sebuah struktur dengan
ukuran kekonsistenan internal;
b. Suatu keterpaduan antara
bermacam-macam konsep;
c. Suatu kekonvergenan di
antara aneka bentuk dan konteks;
d. Kemampuan untuk merefleksi
dan menjelaskan;
e. Sebuah kesinambungan
sejarah;
f. Terikat kepada
bermacam-macam sistem simbol;
g. Suatu yang cocok dengan
pendapat ahli;
h. Suatu yang potensial untuk
bertindak sebagai alat untuk konstruksi lebih lanjut;
i.
Sebagai petunjuk untuk tindakan berikutnya;
j.
Kemampuan untuk membenarkan dan mempertahankan.
Semua ciri powerful di atas dapat
digunakan secara efektif dalam proses belajar mengajar dikelas. Menurut Confrey (1990),
siswa yang belajar matematika seringkali hanya menerapkan satu kriteria
evaluasi mereka dari yang mereka konstruksi misalkan dengan bertanya. Oleh
karena itu pandangan siswa tentang "kebenaran" ketika siswa belajar
matematika perlu mendapat pengawasan ahli dan masyarakat menjadi tidak
lengkap.Dalam kasus ini peranan guru dan peranan siswa lain adalah
menjustifikasi berfikirnya siswa.
2.
Contoh Pembelajaran Pendekatan Konstruktivis
a.
Pada
tahap awal guru memberikan permasalahan
dalam kehidupan nyata
|
b.
Guru
bertanya pada peserta didik, berapa kelereng yang dimiliki Ahmad pada awalnya?
12
Guru menggambar di papan tulis, 14 buah kelereng seperti
pada gambar dibawah ini dengan menekankan bahwa 14 bernilai 1 puluhan dan 4
satuan atau 14 = 10 + 4
|
|||||
c.
Guru
meminta peserta didik bekerja dalam kelompok menggunakan benda-benda konkret
yang dimilikinya untuk menggambarkan 14 kelereng yang dimiliki Ahmad. Guru
bertanya pada peserta didik berapa butir kelereng yang diberikan kepada adiknya
dan berapa sisa kelereng yang dimiliki Ahmad sekarang? Biarkan peserta didik
bekerja sendiri-sendiri atau bekerja pada kelompoknya untuk menjawab soal
tersebut.
Ada dua kemungkinan jawaban siswa atau kelompok
siswa seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini. Pada waktu diskusi sebaiknya guru menjelaskan alternatif jawaban yang kedua kepada beberapa kelompok
siswa.
Alternatif
jawaban 1
Alternatif
jawaban 1
d.
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik atau kelompok untuk melaporkan cara mereka
mendapatkan jawaban. Dan diskusikan mana yang lebih mudah di pahami dari dua
alternative jawaban tersebut
e.
Guru memberikan
soal tambahan seperti 15 – 8 dan 12 – 7. Peserta didik boleh menggunakan
benda-benda kongkret untuk menyelesaikannya. Bagi peserta didik yang masih
menggunakan alternative pertama disarankan untuk mencoba alternative kedua
dalam proses menyelesaikan kedua permasalahan di atas.
Guru memberikan soal tambahan seperti 13 – 5 dan
14 – 8. Bagi peserta didik atau kelompok yang sudah dapat menyelesaikan tanpa
menggunakan benda kongkret dapat mengerjakan soal-soal yang ada dibuku teks.
Selasa, 20 Maret 2012
INSTRUMEN SIKAP MATEMATIKA
1.
Definisi Konseptual
Katagiri (2006: 12) menyatakan bahwa “mathematical thinking is like an attitude,
as in it can be expressed as a state of “attempting to do” or “working to do”
something. It is not limited to results represented by actions, as in“the ability
to do,” or “could do” or “couldn’t do” something.” Katagiri menegaskan
bahwa mathematical thinking seperti sebuah sikap, di dalamnya
dapat dinyatakan sebagai keadaan "mencoba untuk melakukan" atau
"bekerja untuk melakukan" sesuatu. Hal ini tidak terbatas pada hasil
yang diwakili oleh tindakan, seperti dalam "kemampuan untuk
melakukannya," atau "bisa melakukan" atau "tidak bisa
melakukan" sesuatu.
2.
Defenisi
Operasional
Sikap matematika merupakan
kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu aktivitas
pemecahan masalah matematika
Objek
Indikator
|
Pemecahan Masalah Matematika
|
|
Posotif
|
Negatif
|
|
Berusaha memahami persoalan atau
substansi persoalan matematika secara mandiri (Attempting to
grasp one’s own problems or objectives or substance clearly, by oneself)
|
1, 4, 5, 7, 8, 9
|
2, 3, 6, 10
|
Berusaha mengambil tindakan logis (Attempting to
take logical actions)
|
11, 12, 13, 15
|
14, 16
|
Berusaha menyatakan berbagai hal dengan jelas dan ringkas (Attempting to
express matters clearly and succinctly)
|
18, 19, 22, 23
|
20, 21
|
Mencoba
untuk mencari berbagai hal yang lebih baik (Attempting to seek better things)
|
25, 26, 28, 29, 30
|
24, 27
|
J u m l a h
|
20
|
10
|
ANGKET SIKAP
MATEMATIKA
Nama : .................................
No
absen : .................................
Kelas
: .................................
Petunjuk:
1.
Tulislah Nama, No
absen, dan kelas pada bagian yang telah disediakan
2.
Berikut adalah
pernyataan dimana anda diminta untuk memberikan jawaban yang paling sesuai
dengan diri anda dengan memberi tanda contreng (√) pada pada kolom yang
tersedia dengan keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-Kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
3.
Baca setiap
pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan
4.
Setiap jawaban anda
adalah benar, oleh karena itu jangan terpengaruh dengan jawaban teman anda
No
|
PERNYATAN
|
SL
|
SR
|
KK
|
JR
|
TP
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1.
|
Saya berusaha untuk bertanya
pada setiap pembelajaran matematika
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya langsung menerima konsep
matematika yang baru tanpa perlu mempertanyakannya
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya membiarkan begitu saja
jika ada soal yang saya tidak bisa kerjakan
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya berusaha menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan setiap
mengerjakan soal matematika
|
|
|
|
|
|
5.
|
Untuk memudahkan pemahaman,
saya berusaha
menyederhanakan masalah yang ditanyakan
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya kesulitan
memahami apa yang ditanyakan dalam suatu masalah matematika
|
|
|
|
|
|
7.
|
Saya berusaha untuk memahami setiap permasalahan matematika
|
|
|
|
|
|
8.
|
Saya berusaha
untuk menemukan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari
|
|
|
|
|
|
9.
|
Saya berusaha mengaitkan antara konsep matematika
dengan kehidupan sehari-hari
|
|
|
|
|
|
10.
|
Saya sulit
menyelesaikan permasalahan matematika yang berhubungan dengan masalah
sehari-hari
|
|
|
|
|
|
1 | 2 |
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
11.
|
Dalam menyelesaikan setiap
soal matematika, saya berusaha mengumpulkan data yang berhubungan dengan
masalah yang ditanyakan
|
|
|
|
|
|
12.
1
|
Saya berusaha untuk menguasai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap pembelajaran matematika
|
|
|
|
|
|
13.
|
Dalam menyelesaikan masalah
baru, saya berusaha menghubungkannya dengan masalah sebelumnya, dan jika
terdapat teknik yang sama maka saya menggunakannya
|
|
|
|
|
|
14.
|
Dalam menjawab suatu masalah
yang sulit, saya tidak pernah berusaha mencari contoh yang sama atau yang
lebih sederhana dari permasalahan untuk memperoleh pemahaman ke arah
penyelesaian
|
|
|
|
|
|
15.
|
Saya menyelesaikan soal matematika sesuai dengan contoh
di buku
|
|
|
|
|
|
16.
|
Saya sulit mengaitkan berbagai konsep dalam matematika
|
|
|
|
|
|
17.
|
Saya berusaha
menyelesaikan permasalahan matematika sesuai dengan langkah-langkah
yang sudah dipelajari
|
|
|
|
|
|
18.
|
Saya dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika
yang telah dipelajari
|
|
|
|
|
|
19.
|
Saya dapat memberikan alasan atau bukti terhadap
kebenaran suatu pernyataan matematika yang saya sampaikan
|
|
|
|
|
|
20.
|
Saya sulit
menjelaskan masalah matematika dengan hasil yang jelas dan ringkas
|
|
|
|
|
|
21.
|
Saya sulit menyajikan suatu masalah secara matematik
dalam berbagai bentuk
|
|
|
|
|
|
22.
|
Saya membuat ringkasan
matematika dengan menggunakan bahasa sendiri
|
|
|
|
|
|
23.
|
Dalam menyelesaikan soal
matematika, saya menuliskan terlebih dahulu data yang diketahui dan
ditanyakan, setelah itu baru masuk pada penyelesaian soal matematika
|
|
|
|
|
|
24.
|
saya sulit menarik kesimpulan dari suatu pernyataan matematika
|
|
|
|
|
|
25.
|
Agar mudah dimengerti, Saya berusaha mengumpamakan
suatu persamaan/bangun/ bentuk
matematika dengan benda nyata
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
26.
|
Saya
berusaha untuk meningkatkan pemahaman dari konsep matematika yang konkrit ke
konsep matematika yang abstrak
|
|
|
|
|
|
27.
1
|
Saya tidak mengecek kembali
langkah-langkah penyelesaian masalah matematika yang sudah saya dikerjakan
|
|
|
|
|
|
28.
|
Saya berusaha meringkas
sesuatu yang sama atau serupa sehingga jawaban lebih ringkas
|
|
|
|
|
|
29.
1
|
Saya berusaha mengerjakan permasalahan matematika dengan cara yang
berbeda dengan contoh
|
|
|
|
|
|
30.
|
Saya berusaha menggunakan cara tercepat dan
termudah dalam menyelesaikan soal matematika
|
|
|
|
|
|
...Terima Kasih...
PETA KONSEP SIKAP MATEMATIKA
Defenisi Konseptual
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun
instrumen untuk mengukur sikap matematika siswa menggunakan pendapat Katagiri
(2006: 12), yang menyatakan bahwa “mathematical
thinking is like an attitude, as in it can be expressed as a state of
“attempting to do” or “working to do” something. It is not limited to results
represented by actions, as in“the ability to do,” or “could do” or “couldn’t
do” something.” Katagiri menegaskan bahwa mathematical thinking seperti sebuah sikap, di dalamnya dapat dinyatakan sebagai keadaan
"mencoba melakukan" atau "bekerja untuk melakukan" sesuatu.
Hal ini tidak terbatas pada hasil yang diwakili oleh tindakan, seperti dalam
"kemampuan untuk melakukannya," atau "bisa melakukan" atau
"tidak bisa melakukan" sesuatu.
Lanjut
menurut Katagiri (2006: 13), bahwa sikap matematika meliputi:
a.
Attempting to grasp one’s own problems or objectives or
substance clearly, by oneself
(1)
Attempting to have questions
(2)
Attempting to maintain a problem consciousness
(3)
Attempting to discover mathematical problems in phenomena
b.
Attempting to take logical actions
(1)
Attempting to take actions that match the objectives
(2)
Attempting to establish a perspective
(3) Attempting to think based on
the data that can be used, previously
learned items, andassumptions
c.
Attempting to express matters clearly and succinctly
(1) Attempting to record and
communicate problems and results clearly and succinctly
(2) Attempting
to sort and organize objects when expressing them
d.
Attempting to seek better things
(1) Attempting to raise thinking from the
concrete level to the abstract level
(2) Attempting to evaluate thinking both
objectively and subjectively, and to refinethinking
(3) Attempting to economize thought and effort
Defenisi Operasional
Sikap matematika
merupakan kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak
suka terhadap suatu aktivitas pemecahan masalah matematika
Dimensi
|
Indikator
|
Pernyataan
|
Berusaha memahami persoalan atau
substansi persoalan matematika secara mandiri (Attempting to
grasp one’s own problems or objectives or substance clearly, by oneself)
|
Berusaha untuk bertanya
(Attempting to have questions)
|
Saya berusaha untuk bertanya
pada setiap pembelajaran matematika
|
Saya langsung menerima konsep
matematika yang baru tanpa perlu mempertanyakannya
|
||
Saya membiarkan begitu saja
jika ada soal yang saya tidak bisa kerjakan
|
||
Berusaha
untuk memahami persoalan (Attempting to maintain a problem consciousness)
|
Saya berusaha menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan setiap
mengerjakan soal matematika
|
|
Untuk memudahkan pemahaman,
saya berusaha
menyederhanakan masalah yang ditanyakan
|
||
Saya kesulitan
memahami apa yang ditanyakan dalam suatu masalah matematika
|
||
Saya berusaha untuk memahami setiap permasalahan matematika
|
||
Berusaha
menemukan masalah matematika dari kehidupan sehari-hari (Attempting to
discover mathematical problems in phenomena)
|
Saya berusaha
untuk menemukan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari
|
|
Saya berusaha mengaitkan antara konsep matematika
dengan kehidupan sehari-hari
|
||
Saya sulit
menyelesaikan permasalahan matematika yang berhubungan dengan masalah
sehari-hari
|
||
Berusaha mengambil tindakan logis (Attempting to
take logical actions)
|
Berusaha
untuk memperoleh kompetensi matematika (Attempting to take actions that match the objectives)
|
Dalam menyelesaikan setiap
soal matematika, saya berusaha mengumpulkan data yang berhubungan dengan
masalah yang ditanyakan
|
Saya berusaha untuk menguasai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap pembelajaran matematika
|
||
Berusaha memahami
sifat-sifat matematika (Attempting to
establish a perspective)
|
Dalam menyelesaikan masalah
baru, saya berusaha menghubungkannya dengan masalah sebelumnya, dan jika
terdapat teknik yang sama maka saya menggunakannya
|
|
Dalam menjawab suatu masalah
yang sulit, saya tidak pernah berusaha mencari contoh yang sama atau yang
lebih sederhana dari permasalahan untuk memperoleh pemahaman ke arah
penyelesaian
|
||
Berusaha untuk berpikir berdasarkan data yang dapat digunakan,
yang sebelumnya telah dipelajari, dan asumsi (Attempting to
think based on the data that can be used,
previously learned items, andassumptions)
|
Saya menyelesaikan soal matematika sesuai dengan contoh
di buku
|
|
Saya sulit mengaitkan berbagai konsep dalam matematika
|
||
Saya berusaha
menyelesaikan permasalahan matematika sesuai dengan langkah-langkah
yang sudah dipelajari
|
||
Berusaha menyatakan berbagai hal dengan jelas dan ringkas (Attempting to
express matters clearly and succinctly)
|
Berusaha untuk merekam dan mengkomunikasikan masalah dengan
hasil yang jelas dan ringkas (Attempting to record and communicate problems and
results clearly and succinctly)
|
Saya dapat menyatakan ulang suatu konsep matematika
yang telah dipelajari
|
Saya dapat memberikan alasan atau bukti terhadap
kebenaran suatu pernyataan matematika yang saya sampaikan
|
||
Saya sulit
menjelaskan masalah matematika dengan hasil yang jelas dan ringkas
|
||
Saya sulit menyajikan suatu masalah secara matematik
dalam berbagai bentuk
|
||
Berusaha berpikir secara sistematis (Attempting to
sort and organize objects when expressing them)
|
Saya membuat ringkasan
matematika dengan menggunakan bahasa sendiri
|
|
Dalam menyelesaikan soal
matematika, saya menuliskan terlebih dahulu data yang diketahui dan
ditanyakan, setelah itu baru masuk pada penyelesaian soal matematika
|
||
Berusaha untuk mencari berbagai hal yang lebih baik (Attempting to
seek better things)
|
Berusaha untuk memahami matematika dari yang konkrit menuju
abstrak (Attempting to raise thinking from the concrete level to the abstract level)
|
saya sulit menarik kesimpulan dari suatu pernyataan matematika
|
Agar mudah dimengerti, Saya berusaha mengumpamakan
suatu
persamaan/bangun/bentuk matematika
dengan benda nyata
|
||
Saya
berusaha untuk meningkatkan pemahaman dari konsep matematika yang konkrit ke
konsep matematika yang abstrak
|
||
Berusaha berpikir secara objektif dan subjektif dan
berpikir kritis (Attempting to evaluate thinking both objectively and
subjectively, and to refinethinking)
|
Saya tidak mengecek kembali
langkah-langkah penyelesaian masalah matematika yang sudah saya dikerjakan
|
|
Saya berusaha meringkas
sesuatu yang sama atau serupa sehingga jawaban lebih ringkas
|
||
Berusaha memanfaatkan pikiran dan usahanya yang telah
didapat (Attempting to economize thought and effort)
|
Saya berusaha mengerjakan permasalahan matematika dengan cara yang
berbeda dengan contoh
|
|
Saya berusaha menggunakan cara tercepat dan
termudah dalam menyelesaikan soal matematika
|
Langganan:
Postingan (Atom)